Merencanakan Jenis Kelamin Calon Bayi

(Hamilsiana). Apakah ibu dapat merencanakan jenis kelamin calon bayinya? Dahulu kala, para tabib China percaya bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh bulan disaat pembuahan terjadi serta usia ibu saat itu. Contohnya, seorang wanita usia 25 tahun akan melahirkan bayi laki-laki bila mengalami pembuahan pada musim dingin atau musim gugur. Namun pada wanita yang sama akan menghasilkan bayi perempuan bila pembuahan terjadi pada musim semi. Orang-orang Prancis yakin bahwa jenis kelamin bayi ditentukan pula oleh nutrisi ibu sepanjang siklus haidnya, sebelum terjadi pembuahan. Mereka kemudian menyebut cara tersebut sebagal “The French Diet”. Mereka memeriksa kekhususan makanan yang terjadi pada keluarga-keluarga yang hanya memiliki anak laki-laki dan yang hanya memiliki anak perempuan. Kemudian mereka menemukan bahwa orang tua anak laki-laki ternyata mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung sodium dan kalsium, sedangkan orang tua anak-anak perempuan lebih banyak makan yang mengandung kalsium dan magnesium.
Jenis Kelamin Calon Bayi
Ilustrasi
Dari sana kemudian dikembangkan dua metode diet untuk perencanaan jenis kelamin bayi. Pertama adalah tinggi natrium (cenderung asin-asin) dan kalium: kentang, jamur, daging, cerri, pisang, aprikot, melon, jeruk, buah persik, dan kurma, hindari produk diary, selada hijau, kobis, kacang dan kedelai. Yang kedua tinggi magnesium (sayur hijau) dan kalsium: terong, beet, wortel, timun, bawang, kacang-kacangan. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan Prancis didasarkan atas percobaan sebelumnya yang telah berhasil membuktikan bahwa sperma yang membawa kromosom X atau Y ternyata memiliki potensial listrik yang berbeda. Hal ini kemudian diikuti dengan penemuan bahwa permukaan membran ovum memiliki potensial listrik yang berubah-ubah di mana akan mampu menarik atau menolak kromosom X atau Y. Perubahan polaritas ini terjadi pada siklus yang dapat diperkirakan pada tiap mamalia. Seorang wanita memiliki periode polaritas antara 1 hingga 10 hari per bulan dan 70 hari per tahun untuk polaritas yang berbeda. Perubahan polanitas membran ovum adalah cara alamiah dalam mengatur keseimbangan sperma dengan kromosom yang berbeda.

Dari sini kita melihat bahwa alam telah memiliki cara menjaga keseimbangan jumlah pria dan wanita. Mungkin benar bahwa alam cenderung berpihak pada produksi kaum pria. Namun alam pula yang menjaga keseimbangan jumlah itu dengan membiarkan perang yang tidak selesai-selesai. Bagaimanapun perang memang lebih membunuh pria dibanding wanita, kelihatannya. Namun ternyata di sisi lain banyak juga wanita yang meninggal karena penyakit dan jangan lupa akibat kehamilan, baik langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 1933 profesor Koltzoff dan Shroeder dari Rusia menyimpulkan bahwa sperma X dan Y dapat dipisahkan menggunakan perbedaan potensial yang dibuat oleh anoda dan katoda. Pada tahun 1990, seorang ilmuwan dari universitas Roscoff menemukan fakta bahwa sperma yang tengah bergabung dengan ovum menghasilkan suatu ‘cincin’ elektrik. Pada tahun 1992, Universitas Science di Tokyo mengonfirmasikan hasil temuan Koltzof dan Shroeder dan menyatakan kemampuan untuk memisahkan kromosom X dan Y dengan proses elektrolisa. Pada tahun 1994 seorang ilmuwan Prancis menyelesaikan studinya selama 15 tahun pada 1000-an mamalia, dan pada tahun 1996 melanjutkannya pada 155 pasangan manusia dan menyatakan keberhasilannya mencapai 98,7%.

Sekian uraian artikel kehamilan tentang Merencanakan Jenis Kelamin Calon Bayi. Baca juga artikel kehamilan lainnya tentang Kenali Tanda-Tanda Hamil dan Kehamilan Anda, semoga bermanfaat.

Referensi: Merencanakan Jenis Kelamin Anak - Dr Adi Sucahyono

BACA JUGA

Ditulis Oleh : Printersiana // 00.43

0 komentar:

Posting Komentar